Perbedaan Campak dan Rubella: Gejala, Penyebab, Pencegahan
Campak dan rubella sering dianggap sama karena gejalanya mirip, tapi sebenarnya keduanya adalah penyakit berbeda. Keduanya disebabkan oleh virus, menular dengan cepat, dan bisa berbahaya jika tidak ditangani. Tapi, bagaimana cara membedakannya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mencegahnya!
Apa Itu Campak dan Rubella?
Campak (rubeola) dan rubella (campak Jerman) adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Campak lebih parah dengan gejala demam tinggi dan ruam merah khas, sementara rubella biasanya lebih ringan. Tapi, rubella berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi.
Perbedaan Virus Penyebab
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, sedangkan rubella oleh virus rubivirus. Keduanya menular lewat udara saat penderita batuk atau bersin. Campak lebih mudah menular—90% orang yang terpapar bisa tertular jika belum divaksin!
Gejala Campak vs Rubella
1. Gejala Campak
Gejala campak muncul 10–14 hari setelah terpapar. Awalnya demam tinggi (bisa sampai 40°C), batuk, pilek, dan mata merah. Ruam merah muncul setelah 3–5 hari, dimulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Bisa disertai bintik putih kecil di mulut (Koplik’s spots).
2. Gejala Rubella
Rubella gejalanya lebih ringan: demam rendah (kurang dari 38°C), sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruamnya merah muda, muncul pertama di wajah lalu ke badan, dan hilang dalam 3 hari. Kadang tanpa gejala, tapi tetap menular!
Penyebab dan Faktor Risiko
Kedua penyakit ini menular lewat percikan ludah atau kontak langsung dengan cairan hidung penderita. Risiko tertular tinggi jika belum pernah kena atau divaksin. Campak lebih berbahaya untuk balita, sedangkan rubella mengancam janin jika ibu hamil tertular di trimester pertama.
Cara Mencegah Campak dan Rubella
1. Vaksinasi
Vaksin MR/MMR (Measles, Mumps, Rubella) adalah cara terbaik untuk mencegah. Diberikan dua kali: usia 9 bulan dan 18 bulan. Orang dewasa yang belum divaksin juga bisa mendapatkannya.
2. Hindari Kontak dengan Penderita
Jika ada orang sekitar yang terinfeksi, gunakan masker dan jaga jarak. Virus bisa bertahan di udara selama 2 jam setelah penderita batuk!
3. Jaga Kebersihan
Cuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, terutama sebelum makan. Hindari menyentuh wajah jika tangan belum bersih.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksa jika demam tinggi disertai ruam, terutama pada anak atau ibu hamil. Campak bisa sebabkan komplikasi seperti pneumonia, sedangkan rubella pada ibu hamil berisiko bayi lahir dengan sindrom rubella kongenital (tuli, katarak, atau jantung bocor).
Kesimpulan
Campak dan rubella sama-sama penyakit menular, tapi berbeda virus dan tingkat keparahannya. Vaksinasi adalah kunci pencegahan utama. Jangan anggap remeh ruam atau demam—segera konsultasi ke dokter agar terhindar dari risiko komplikasi!
FAQ
1. Bisakah orang dewasa kena campak atau rubella?
Bisa, terutama yang belum pernah divaksin atau belum pernah terinfeksi sebelumnya. Gejalanya biasanya lebih berat pada orang dewasa.
2. Apakah vaksin MR/MMR aman untuk ibu hamil?
Tidak. Vaksin mengandung virus hidup yang dilemahkan, jadi harus diberikan minimal 1 bulan sebelum hamil atau setelah melahirkan.
3. Berapa lama masa penularan campak?
Penderita bisa menularkan 4 hari sebelum ruam muncul sampai 4 hari setelah ruam hilang. Jadi, isolasi minimal 8 hari!
4. Apa beda ruam campak dan alergi?
Ruam campak dimulai dari belakang telinga, disertai demam tinggi. Ruam alergi biasanya gatal dan muncul tiba-tiba tanpa demam.
5. Apakah pernah kena campak membuat tubuh kebal?
Ya, infeksi alami biasanya memberi kekebalan seumur hidup. Tapi lebih baik divaksin untuk memastikan perlindungan maksimal.