Kalimat aktif dan pasif sering bikin bingung, padahal keduanya punya peran penting dalam komunikasi sehari-hari. Yuk, kupas tuntas perbedaannya dengan contoh-contoh praktis! Artikel ini bakal bantu kamu paham kapan pakai yang mana, plus trik mudah mengubah kalimat aktif jadi pasif tanpa ribet.
Apa Itu Kalimat Aktif dan Pasif?
Kalimat aktif itu kayak tukang cerita yang langsung ke inti, di mana subjeknya jadi pemeran utama yang melakukan aksi. Misalnya "Alya memakan roti" – si Alya ini jelas-jelas sedang aktif ngemil. Sementara kalimat pasif lebih santai, subjeknya malah jadi korban aksi, contohnya "Roti dimakan Alya". Di sini roti yang jadi pusat perhatian.
Ciri Khas Kalimat Aktif
Gampang banget ngeh kalau ketemu kalimat aktif: subjeknya selalu jadi pelaku, kata kerjanya sering diawali awalan me- atau ber-, dan strukturnya simpel Subjek-Predikat-Objek. Contohnya "Adik menggambar pohon", di mana si adik jelas-jelas sedang asyik corat-coret.
Ciri Kalimat Pasif yang Unik
Kalimat pasif tuh punya ciri khas: subjeknya dikenai aksi, kata kerjanya pakai di-/ter-/ke-an, dan sering ada kata "oleh" meskipun nggak wajib. Contoh kerennya "Surat ditulis oleh Rina" atau "Kue termakan tadi malam" yang bikin penasaran siapa dong yang makan?
5 Perbedaan Utama yang Wajib Kamu Tahu
Jangan sampai tertukar! Ini dia bedanya kalimat aktif dan pasif versi singkat tapi nendang:
1. Posisi Subjek
Di kalimat aktif, subjek jadi superstar yang melakukan aksi. Pasif malah kebalikannya – subjeknya pasrah diterpa aksi. Bandingkan "Ani mencuci baju" (aktif) dengan "Baju dicuci Ani" (pasif).
2. Awalan Kata Kerja
Kata kerja aktif biasanya dimeriahkan awalan me- atau ber-, sementara pasif lebih suka pakai di- atau ter-. Contoh: "Mereka membangun rumah" vs "Rumah dibangun mereka".
3. Kehadiran Objek
Kalimat aktif bisa transitif (ada objek) atau intransitif (tanpa objek). Tapi kalimat pasif wajib punya objek yang jadi subjek baru. Misal "Kucing minum susu" (aktif) jadi "Susu diminum kucing" (pasif).
4. Penekanan Makna
Aktif menonjolkan siapa pelakunya, pasif lebih fokus pada apa yang terjadi. Contoh "Polisi menangkap pencuri" (aktif) vs "Pencuri ditangkap polisi" (pasif) – beda nuansa kan?
5. Fleksibilitas Struktur
Kalimat aktif lebih kaku strukturnya, sementara pasif bisa dimodifikasi dengan kreatif. Coba lihat "Teman meminjam buku" vs "Buku dipinjam teman" atau "Buku itu dipinjam".
Cara Gampang Mengubah Aktif ke Pasif
Mau transformasi kalimat aktif jadi pasif? Ikuti 3 langkah mudah ini:
1. Tukar Posisi Subjek dan Objek
Ambil contoh "Ibu memasak sayur". Objeknya (sayur) naik jabatan jadi subjek, subjek (Ibu) turun tahta jadi pelengkap.
2. Ganti Awalan Kata Kerja
Awalan me- pada "memasak" diubah jadi di- menjadi "dimasak". Jangan lupa sesuaikan bentuk kata kerjanya ya!
3. Tambahkan "Oleh" (Opsional)
Hasil akhirnya: "Sayur dimasak (oleh) ibu". Kata "oleh" bisa dihilangkan kalau nggak perlu menekankan pelaku.
Kapan Harus Pakai Aktif atau Pasif?
Nggak ada aturan mutlak, tapi ini pedoman praktisnya:
Gunakan Kalimat Aktif Ketika...
Mau menyoroti pelaku aksi ("Peneliti menemukan vaksin"), buat tulisan lebih dinamis ("Kami menyelesaikan proyek tepat waktu"), atau dalam tulisan informal seperti percakapan sehari-hari.
Lebih Baik Pakai Pasif Jika...
Pelaku nggak penting diketahui ("Rumah itu dibangun tahun 1990"), mau menghindari menyebut pelaku ("Kesalahan telah diperbaiki"), atau ketika objek lebih penting dari subjek ("Hadiah akan dibagikan besok").
Contoh Kalimat Aktif-Pasif dalam Berbagai Tenses
Biar makin paham, lihat perbandingannya dalam berbagai waktu:
Present Tense
Aktif: "Dia menulis surat setiap hari"
Pasif: "Surat ditulis (olehnya) setiap hari"
Past Tense
Aktif: "Kami mengunjungi museum kemarin"
Pasif: "Museum dikunjungi (oleh kami) kemarin"
Future Tense
Aktif: "Mereka akan membeli mobil baru"
Pasif: "Mobil baru akan dibeli (oleh mereka)"
Kesalahan Umum dalam Penggunaan Pasif
Hati-hati dengan jebakan berikut saat bikin kalimat pasif:
1. Lupa Mengubah Awalan Kata Kerja
Salah: "Buku membaca oleh anak" (seharusnya "Buku dibaca anak")
2. Subjek yang Tidak Jelas
Salah: "Dipukul sampai babak belur" (Siapa yang dipukul? Siapa yang memukul?)
3. Struktur Kalimat Kacau
Salah: "Oleh ibu dimasak sayur" (seharusnya "Sayur dimasak ibu")
Kesimpulan
Memahami perbedaan kalimat aktif dan pasif itu penting banget biar komunikasi kita lebih efektif. Aktif itu subjeknya jadi pelaku, pasif subjeknya kena aksi. Pilih aktif kalau mau tegas dan dinamis, pakai pasif untuk kesan lebih objektif atau ketika pelaku nggak penting. Yang paling seru, kita bisa saling mengubahnya dengan trik sederhana!
FAQ
Q: Bisakah semua kalimat aktif diubah jadi pasif?
A: Nggak semua, khususnya kalimat intransitif tanpa objek seperti "Adik tidur" nggak bisa diubah ke pasif.
Q: Mana yang lebih baik digunakan?
A: Tergantung konteks! Aktif lebih cocok untuk tulisan dinamis, pasif lebih formal dan objektif.
Q: Apa contoh kalimat pasif tanpa "oleh"?
A: Banyak banget! Contohnya "Pintu dibuka paksa" atau "Nasi sudah dimakan".
Q: Kenapa koran sering pakai kalimat pasif?
A: Biar lebih netral dan fokus pada peristiwa bukan pelaku, apalagi kalau pelakunya belum jelas.
Q: Bagaimana kalau kata kerjanya sudah berawalan di- di kalimat aktif?
A: Itu biasanya kata kerja pasif. Kalimat aktif pakai me-, contoh "dibeli" itu pasif, bentuk aktifnya "membeli".
0 Comments
Posting Komentar