Radang tenggorokan dan amandel sering dianggap sama karena gejalanya mirip, padahal keduanya adalah kondisi berbeda. Sakit saat menelan, demam, atau suara serak bisa muncul di kedua kasus, tapi penyebab dan cara mengatasinya tak selalu identik. Yuk, kenali perbedaannya biar kamu bisa mengambil langkah tepat saat mengalaminya!
Radang Tenggorokan vs Amandel: Apa Bedanya?
Radang tenggorokan (faringitis) adalah infeksi atau iritasi di area tenggorokan, sementara amandel (tonsilitis) khusus menyerang tonsil—dua kelenjar kecil di belakang mulut. Meski lokasinya berdekatan, sumber masalah dan tingkat keparahannya bisa berbeda. Misalnya, radang tenggorokan lebih sering disebabkan virus, sedangkan amandel bisa dipicu bakteri streptokokus.
Gejala Radang Tenggorokan
Kalau tenggorokanmu terasa kering, gatal, atau panas seperti terbakar, besar kemungkinan itu faringitis. Gejala lain termasuk batuk kering, pembengkakan kelenjar leher, dan kadang disertai pilek. Bedanya dengan amandel, radang tenggorokan jarang menyebabkan bintik putih atau nanah di tenggorokan.
Gejala Amandel (Tonsilitis)
Tonsilitis biasanya bikin amandel membengkak, merah, atau bahkan bernanah. Kamu mungkin melihat bercak putih di area tersebut. Gejala khas lainnya adalah bau mulut, sulit menelan, dan demam tinggi. Pada anak-anak, pembengkakan amandel bisa sampai menghalangi saluran napas!
Penyebab Umum Kedua Kondisi Ini
Virus seperti influenza atau common cold jadi biang kerok 70% kasus radang tenggorokan. Sementara tonsilitis sering disebabkan bakteri streptokokus grup A. Tapi jangan salah, kebiasaan merokok, alergi, atau teriak terlalu keras juga bisa memicu radang tenggorokan lho!
Faktor Risiko Radang Tenggorokan
Day tahan tubuh lemah, paparan polusi, atau sering konsumsi makanan/minuman panas/dingin ekstrem bisa meningkatkan risikomu. Anak-anak dan perokok juga lebih rentan karena sistem imun mereka cenderung belum stabil atau sudah terganggu.
Faktor Risiko Amandel
Kontak erat dengan penderita infeksi streptokokus adalah pemicu utama. Anak usia 5–15 tahun paling sering kena karena sistem imun mereka masih berkembang. Kebiasaan jarang cuci tangan atau berbagi alat makan juga memperbesar peluang tertular.
Cara Mengobati Radang Tenggorokan dan Amandel
Untuk radang tenggorokan ringan, kamu bisa coba berkumur air garam atau minum madu hangat. Tapi kalau amandel sudah bernanah, biasanya butuh antibiotik dari dokter. Ingat, jangan asal minum obat tanpa diagnosa tepat!
Pengobatan Rumahan
Istirahat cukup dan banyak minum air putih adalah kunci pemulihan. Jahe, lemon, atau teh chamomile bisa meredakan nyeri. Hindari makanan pedas atau asam dulu ya, biar tenggorokan nggak makin iritasi.
Perawatan Medis
Jika gejala tak membaik dalam 3 hari atau disertai demam tinggi (>38°C), segera ke dokter. Untuk tonsilitis bakteri, antibiotik seperti penisillin biasanya diresepkan. Operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) hanya dilakukan jika infeksi sering kambuh atau parah.
Kapan Harus ke Dokter?
Susah bernapas, leher kaku, atau muncul ruam kulit adalah tanda darurat. Pada anak, waspadai jika mereka sampai nggak mau minum karena sakit menelan. Dehidrasi bisa memperparah kondisi!
Jadi, meski radang tenggorokan dan amandel punya gejala mirip, penyebab dan penanganannya berbeda. Kenali tanda-tandanya sejak awal agar bisa cepat ditangani. Kalau ragu, selalu konsultasi ke tenaga medis profesional ya!
FAQ
1. Bisakah radang tenggorokan berubah jadi amandel?
Bisa, jika infeksi menyebar ke tonsil. Tapi nggak semua kasus berkembang seperti ini. Segera obati sebelum parah!
2. Apa bahaya amandel yang dibiarkan?
Infeksi bisa menjalar ke telinga atau sinus, bahkan memicu abses (kantong nanah) yang butuh operasi darurat.
3. Apakah es krim memperburuk radang tenggorokan?
Nggak selalu! Tekstur lembutnya justru bisa bikin tenggorokan "baal" sementara. Tapi hindari jika kamu juga batuk berdahak.
4. Berapa lama biasanya radang tenggorokan sembuh?
Kasus ringan akibat virus umumnya pulih dalam 5–7 hari. Kalau lebih dari itu, cek ke dokter.
5. Apakah tonsilitis menular?
Ya, terutama jika disebabkan bakteri. Gunakan masker dan jangan berbagi alat makan selama sakit.
0 Comments
Posting Komentar